Salah satu manfaat pertama yang bisa rasakan ketika menikah adalah semakin kuatnya tekad dalam menata visi kehidupan yang lebih baik. Bukan berarti selama masa bujangan tidak punya mimpi yang ingin dicapai, namun saat menikah terasa ada energi baru dalam menata kembali obsesi-obsesi hidup. Baik obsesi pribadi apalagi obsesi membangun keluarga yang lebih baik.
Iya tentu saja ada faktor pembedanya, masa bujangan kita hanya menata dan menjalani visi hidup kita secara sendiri saja. Itupun lebih banyak obsesi pribadi, kalaupun ada merancang visi berumah tangga dan berkeluarga, tentu saja tidak setajam saat sudah memiliki pasangan. Nah, bagi sebagian besar pasangan momen merumuskan visi bersama ini adalah momen romantis pertama yang dilalui saat baru menikah (klaim dari penulis saja).😁
Momen menyatukan visi ini sebenarnya sudah harus dimulai saat menjalani proses taaruf atau sebelum menikah. Kedua belah pihak sudah harus menyepakati hal-hal yang prinsipil sehingga masing-masing tidak terkejut saat merumuskan obsesi bersama yang lebih komprehensif dikemudian hari. Karna boleh jadi akan jadi masalah nantinya kalau yang prinsip tidak dibahas sebelum menikah. Misalnya bagaimana kedua belah pihak memandang istri yang menjadi wanita karir, ketika tidak dibahas dimasa taaruf maka saat menjalani kehidupan rumah tangga akan muncul persoalan baru saat keduanya tidak memiliki pandangan yang sama. Si suami tidak setuju istrinya menjadi wanita karir, si istri juga punya obsesi yang besar terhadap dunia karirnya.
Walaupun masalah tersebut sebenarnya sangat mudah diselesaikan ketika masing-masing memiliki pemahaman yang bagus terhadap syariat islam dan mengetahui hak dan kewajiban masing-masing, namun akan lebih baik kalau bisa mendeteksi permasalahannya dari awal dengan membahasnya terlebih dahulu sebelum menikah.
Sekalipun demikian, saya lebih menganjurkan untuk tidak terlalu banyak mengambil komitmen bersama sebelum menikah. Pilih saja hal-hal yang sangat substantive sehingga tidak menjadi beban bagi kedua belah pihak saat menjadi kehidupan rumah tangga. Karena berumah tangga itu sangat dinamis, akan jadi masalah baru kalau komitmen sudah diambil namun salah satunya tidak mampu merealisasikannya. Belum lagi ketika membuat perjanjian sebelum pernikahan dan si suami melanggar, maka sangat berpotensi jatuhnya hukum fasakh, misalnya membuat perjanjian untuk tidak berpoligami.🤭
Membangun visi bersama adalah sebuah keniscayaan bagi pasangan yang baru menikah. Karena berumah tangga adalah ibadah yang cukup lama maka perlu dipersiapkan dan direncanakan sekomprehensif mungkin (mengenai ini sudah banyak kajian pernikahan yang membahas apa saja perencanaan yang perlu dibangun oleh pasangan yang baru menikah).
Terakhir, selain membuat visi bersama ketika sudah menikah akan memproduksi energi yang berlipat ganda dalam merealisasikan obsesi – obsesi yang sudah dibangun. Baik suami dan istri memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing. Maka tentu saja akan sangat berbeda semangatnya ketika masa bujangan maupun sudah menjadi suami orang, termasuk dalam merealisasikan obsesi pribadi. Belum lagi ada si dia yang senantiasa mensupportmu setiap saat. Cieeeee
Akhirulkalam, selamat merumuskan visi bersama bagi pasangan-pasangan baru, semoga pernikahannya mengantarkan kebahagiaan baik di dunia maupun di syurga-Nya. Bagi yang belum memperoleh jodoh, tulisan ini tidak bermaksud memprovokasi, tapi kalau merasa terpancing, Alhamdulillah.😃
Komentar
Posting Komentar