Langsung ke konten utama

Menikah itu Menguatkan


Waktu masih bujangan dulu sempat ragu dengan statemen diatas, maklum karena belum pernah 😁. Bukankah menikah itu membuat keribetan yang baru? Setelah sebelumnya kita enjoy menikmati hidup apa yang kita mau, sekarang harus rela berbagi kesenangan itu dengan pasangan. 

Mengurus hidup kita sendiri saja rasanya sulitnya minta ampun. Setelah berpasangan, malah harus membagi energi untuk pribadi dan membahagiakan pasangan. Bukankah itu menambah beban baru dalam hidup? Dimana pula letaknya menikah itu bisa menguatkan?. 

Barangkali pemikiran diatas juga menjadi pemicu adanya kekhawatiran bagi para single untuk mengarungi kehidupan rumah tangga. Memang, bukanlah perkara mudah saat terjalinnya hubungan dua manusia berbeda jenis kelamin, beda karakter, beda latar belakang dan sederet perbedaan lainnya. 

Namun Allah SWT jawab keraguan tersebut dengan firman-Nya yang menyebut ada ketenangan bathin yang akan didapatkan saat dua orang insan memutuskan untuk menikah. 

 "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" (Ar-Rum : 21) 

Saat mendapatkan wahyu pertama Rasulullah pulang dengan keadaan penuh ketakutan. Rasulullah menggigil seperti terkena demam hingga meminta istrinya Khadijah binti Khuwailid menyelimuti beliau. 

Coba perhatikan sebuah kalimat romantis yang dilontarkan Khadijah ditengah rasa ketakutan yang menghantui suaminya tercinta. 

"Demi Allah, Allah sama sekali tidak akan menghinakanmu, karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, ikut membawakan beban orang lain, memberi makan orang miskin, menjamu tamu dan menolong orang yang menegakkan kebenaran".

Melalui support dari istrinya, Rasulullah bisa menghilangkan rasa ketakutan yang ada dalam dirinya hatta beliau siap menyambut tugas yang mulia sebagai pembawa risalah kebaikan dimuka bumi. 

Lihat juga sebuah energi luar biasa yang  didapatkan oleh Rasulullah dari istri beliau Ummu Salamah. Usai peristiwa perjanjian hudaibiyah hati kaum muslimin menjadi gerah, pasalnya ulah Suhail bin Amr yang dianggap melecehkan kaum muslimin. Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menanggalkan pakaian ihram, mencukurrambut dan menyembelih hewan kurban, tak ada satupun yang mengindahkannya walau Rasulullah mengulang perintah tersebut hingga tiga kali. Namun tidak juga dilaksanakan. 

Karena kejadian tersebut, Rasulullah pulang dan menemui Ummu Salamah dan menyampaikan isi hatinya. Ternyata Ummu Salamah memberikan masukan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Rasulullah pun kembali dan mengamalkan saran Ummu Salamah yakni mempraktekkan langsung menanggalkan pakaian ihram, mencukur rambut dan menyembelih kurban tanpa bicara sedikitpun. Sahabat yang menyaksikan apa yang dilakukan Rasulullah tersebut ikut juga melakukan hal serupa. 

Khadijah dan Ummu Salamah menjadi istri yang menguatkan Rasulullah dalam menjalankan tugas kenabiannya. Dua orang istri Nabi itu menjadi contoh betapa  sebuah pernikahan memberikan energi yang luar biasa, tidak hanya bagi suami dan istri yang menjalani, namun memiliki sumbangsih yang besar dalam terbangunnya peradaban. 

Menikah itu "melejitkan potensi bersama, mengangkasa berdua" (Sebuah frasa yang ditulis oleh istri saya dimading yang ada dikamar kami)☺. Dengan menikah, dua potensi besar akan bersatu. Ketika dua potensi bersatu, tentu saja akan semakin menggandakan kebaikan demi kebaikan yang hendak dicapai setelah sebelumnya hanya menjadi obsesi pribadi belaka, sekarang sudah dilakoni "berdua".

Maka ketika menikah jangan fokuskan diri terhadap kelemahan yang dimiliki oleh pasangan. Tak akan ada rasa kepuasan ketika yang dicari hanya kesempurnaan. Namun jadikan pernikahan sebagai ajang bertemunya dua kekuatan, saling menutupi kekurangan, hingga senantiasa mengingatkan untuk terus berada dalam ketaatan. 

Selamat mengarungi kehidupan rumah tangga bagi saudara-saudaraku yang baru dan sudah menikah, semoga menjadi sarana untuk terus meningkatkan produksi kebaikan hingga semakin melejit dalam menggapai syurga-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikah, Visi dan Obsesi

Salah satu manfaat pertama yang bisa rasakan ketika menikah adalah semakin kuatnya tekad dalam menata visi kehidupan yang lebih baik. Bukan berarti selama masa bujangan tidak punya mimpi yang ingin dicapai, namun saat menikah terasa ada energi baru dalam menata kembali obsesi-obsesi hidup. Baik obsesi pribadi apalagi obsesi membangun keluarga yang lebih baik. Iya tentu saja ada faktor pembedanya, masa bujangan kita hanya menata dan menjalani visi hidup kita secara sendiri saja. Itupun lebih banyak obsesi pribadi, kalaupun ada merancang visi berumah tangga dan berkeluarga, tentu saja tidak setajam saat sudah memiliki pasangan. Nah, bagi sebagian besar pasangan momen merumuskan visi bersama ini adalah momen romantis pertama yang dilalui saat baru menikah (klaim dari penulis saja).😁 Momen menyatukan visi ini sebenarnya sudah harus dimulai saat menjalani proses taaruf atau sebelum menikah. Kedua belah pihak sudah harus menyepakati hal-hal yang prinsipil sehingga masing-masing tidak terkej...

Totalitas Dalam Beramal

Sekitar dua minggu yang lalu saya ditambahkan oleh seorang kerabat kedalam sebuah Whatsapp Group (WAG). Saya coba telusuri nama WAG tersebut lengkap dengan anggota-anggota yang sudah ditambahkan. Ternyata grup tersebut merupakan grup silaturahim antar jamaah sebuah masjid di kampung saya. Terdiri dari jamaah masjid yang ada di kampung maupun yang ada di perantauan. Saya awali pembicaraan dengan memberi sapaan terima kasih telah digabungkan. Selanjutnya saya putuskan untuk menjadi silent reader saja dulu, karna awalnya saya pikir group tersebut tak lebih dari saling bertegur sapa antar anggota group. Namun setelah beberapa jam pembicaraan yang terjadi di dalam grup, saya merasa terkejut karna pembahasan grup sangat urgen dan mendasar. Para inisiator grup membeberkan apa maksud dari keberadaan WAG dilanjutkan dengan tanggapan-tanggapan dari anggota yang lain. Ya, grup tersebut membicarakan tentang kondisi terkini Masjid dan TPA/MDA yang ada di kampung. Mulai dari kondisi fisik masjid dan...